Kamu Adalah Santo Untukku

Melihat kedepan dan lebih jauh. Ya, itulah tujuan hidupku beberapa hari lalu atau lebih tepatnya empat hari yang lalu persis. setelah menerima pelatihan darimu dan semuanya, aku berfikir untuk merubah diriku secara seutuhnya dan menjadi orang yang amat jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Tapi, hari itu tiba-tiba kau memanggilku dengan suara yang tak biasa dan menorehkan kesan yang mendalam dan menakutkan bagiku. Ya, amat menakutkan karena suara itu adalah suara yang mengandung nada tak bersahabat bagiku.

Saat pertama aku melihatmu dengan tatapan yang tak bersahabat pula, aku amat membencimu dan bahkan tak ingin melihatmu. Untuk memandangmu saja aku tak mampu. Tatapan yang kau berikan kepadaku begitu menakutkan, bahkan lebih menakutkan dari tebalnya kabut di atas gunung, dan bahkan lebih menusuk menyeruak memaksa untuk masuk ke dalam diriku dari pada dinginnya suhu pagi tiga ribu enam ratus dua puluh delapan meter di atas permukaan laut.

Entah aku yang salah atau memang otakku yang tak bekerja sesuai fungsinya, saat pertama kali melihatmu tampil beda dari semua teman-temanmu dan melihatmu menahan tawamu saat salah satu temanku berulah, aku seperti merasakan sengatan listrik 15 watt yang berinti di dalam tubuhku. Dan yap, aku menertawaimu yang menahan taa seperti itu. Memangnya salah apabila kau tertawa bersamaku? Dan menikmati segala kekonyolan yang sama-sama kita buat bersama, karena waktu ataupun keadaan dan kondisi yang tak tepat.

Hari itu adalah pertama kalinya aku mempunyai ide gila yang membuatku tak henti menatapmu. Setiap ku menatapmu, kau mengalihkan pandangmu. Apakah kau tahu aku selalu menatapmu? Berharap kau akan menatapku kembali dengan lembut menggunakan mata tekadmu dan bertanya padaku.. "ada apa?". Aku membencimu. Sangat membencimu. Benar kata mereka, aku tak akan menyesali hatiku yang jatuh untukmu. Tapi aku akan menyesali dirimu yang tak siap menangkapku dan hatiku ini saat kami berdua sama-sama terjatuh untukmu.

Dan.. kau tahu? Sebenarnya saat aku takut, aku membayangkanmu yang tak pernah lelah untuk menjelajahi setiap jengkal negeri ini. Membayangkanmu yang tak pernah takut untuk mati, dan bahkan siap untuk menemuinya. Tapi Tuhan terlalu baik padaku. Ia mempertemukanku denganmu untuk membuatku tersadar bahwa kau yang akan menjadi nafasku selama beberapa masa ke depan. Entah mungkin kesalahanku yang terlalu mengandalkanmu, namun kau bagiku bagaikan seorang Santo yang selalu menemani langkahku, memberiku semangat, dan menemani setiap inci jalan hidupku. Maafkan aku.. yang tak dapat berhenti memikirkanmu, setidaknya untuk saat ini dan beberapa saat ke depan. <3

Comments